Uni Eropa Serukan Pembentukan Komunitas AI Eropa Demi Kedaulatan Teknologi

Uni Eropa didorong untuk membentuk Komunitas AI Eropa sebagai langkah strategis menghadapi dominasi Amerika Serikat dan China dalam teknologi kecerdasan buatan. Inisiatif ini menyerukan batas waktu 1 Januari 2028 untuk mewujudkan integrasi AI yang terkoordinasi secara lintas negara.

AITEKNOLOGI

6/19/20252 min read

Uni Eropa Serukan Pembentukan Komunitas AI Eropa Demi Kedaulatan Teknologi | NuntiaNews
Uni Eropa Serukan Pembentukan Komunitas AI Eropa Demi Kedaulatan Teknologi | NuntiaNews

Gubernur Bank Sentral Prancis François Villeroy de Galhau menyerukan langkah berani kepada Uni Eropa: membentuk “Komunitas AI Eropa” sebagai instrumen kolektif menghadapi persaingan global dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Seruan ini disampaikan di sela-sela Forum AI dan Kedaulatan Digital yang digelar di Paris, dan langsung memicu diskusi luas di kalangan pembuat kebijakan dan pemimpin industri.

Menurut Villeroy, Eropa tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri dalam menghadapi dominasi teknologi dari Amerika Serikat dan China. Ia membandingkan urgensi pembentukan komunitas AI dengan momen pasca-Perang Dunia II saat dibentuknya Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa—cikal bakal Uni Eropa itu sendiri.

Mengapa Harus Sekarang?

Seruan tersebut datang di tengah meningkatnya tekanan global dalam sektor AI, di mana perusahaan-perusahaan seperti OpenAI, Microsoft, Google, dan Alibaba mendominasi pengembangan model-model AI besar, investasi infrastruktur, serta paten teknologi. Uni Eropa yang selama ini lebih fokus pada regulasi dan perlindungan data, kini dinilai tertinggal dalam eksekusi dan implementasi teknologi AI skala besar.

Villeroy menegaskan bahwa tanpa kolaborasi konkret dan dana besar, Eropa akan “terjebak sebagai pengguna, bukan pembentuk AI global.”

“Jika kita tidak bertindak sebelum 1 Januari 2028, kita akan menyerahkan masa depan digital kita kepada pihak lain,” tegasnya.

Apa Itu Komunitas AI Eropa?

Gagasan Komunitas AI Eropa melibatkan:

  • Koordinasi kebijakan nasional dalam pendanaan, riset, dan pendidikan AI.

  • Platform berbagi infrastruktur dan data lintas negara anggota.

  • Pendanaan bersama untuk riset publik dan swasta di bidang AI, khususnya model bahasa besar (LLM) dan edge AI.

  • Pusat Inovasi Bersama, yang akan melibatkan universitas, startup, dan perusahaan teknologi Eropa.

Model ini bertujuan menciptakan alternatif nyata terhadap platform teknologi besar dari luar Eropa, tanpa sepenuhnya memisahkan diri dari ekosistem global.

Tantangan yang Dihadapi

Meski mendapat dukungan dari kalangan akademisi dan sebagian anggota parlemen Eropa, usulan ini tetap menghadapi tantangan serius:

  1. Pendanaan: Dibutuhkan lebih dari Rp1.500 triliun untuk membangun infrastruktur AI yang kompetitif.

  2. Fragmentasi kebijakan antar negara anggota: Sejumlah negara masih lebih condong membangun solusi nasional, bukan regional.

  3. Keterbatasan sumber daya manusia: Brain drain ke AS dan China membuat Eropa kehilangan banyak talenta AI top dunia.

Namun, Villeroy menekankan bahwa pendekatan terpadu adalah satu-satunya jalan keluar. “Kita tidak bisa bertarung dalam kompetisi global dengan strategi yang terfragmentasi,” ujarnya.

Reaksi dari Industri dan Pemerintah

Beberapa perusahaan teknologi asal Jerman, Prancis, dan Swedia sudah menyatakan ketertarikan untuk bergabung jika inisiatif ini disahkan. Komisi Eropa pun disebut tengah menyiapkan draf awal strategi ini untuk dibahas pada pertemuan Dewan Eropa akhir tahun ini.

Sementara itu, kalangan skeptis menilai bahwa Eropa harus lebih dahulu membuktikan efektivitas dari AI Act—regulasi AI pertama dunia yang baru disahkan awal tahun 2025—sebelum melangkah ke integrasi yang lebih ambisius.

Komunitas AI Eropa sebagai Langkah Historis?

Di tengah dinamika global yang bergerak cepat, seruan untuk membentuk Komunitas AI Eropa bisa menjadi langkah historis. Tidak hanya sebagai respons terhadap tekanan luar, tapi juga sebagai upaya membentuk identitas digital Eropa yang mandiri dan etis.

Jika berhasil, Eropa bukan hanya akan menjadi pemain besar dalam AI, tetapi juga menjadi pionir dalam membangun ekosistem AI yang menghormati hak asasi manusia, demokrasi, dan keberlanjutan.

Berita Lainnya