Xpeng Umumkan Produksi Massal Mobil Terbang dan Robot Humanoid pada 2026

Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Xpeng, menggebrak dunia dengan rencana produksi massal kendaraan terbang futuristik dan robot humanoid berteknologi tinggi—menggabungkan inovasi otomotif dan kecerdasan buatan dalam satu visi masa depan.

ROBOT

4/20/20253 min read

Xpeng Umumkan Produksi Massal Mobil Terbang dan Robot Humanoid pada 2026
Xpeng Umumkan Produksi Massal Mobil Terbang dan Robot Humanoid pada 2026

Xpeng Luncurkan Ambisi Langit dan Mesin: Era Baru Mobilitas dan Robotika Dimulai

Di tengah persaingan ketat dalam industri teknologi global, Xpeng Motors — yang dikenal sebagai produsen kendaraan listrik inovatif asal Tiongkok — kini memposisikan dirinya bukan hanya sebagai pesaing Tesla dalam mobil listrik, tetapi juga sebagai pelopor mobilitas masa depan dan robotika humanoid. Pada 20 April 2025, perusahaan tersebut mengumumkan rencana besar: produksi massal kendaraan terbang dan robot humanoid dimulai pada tahun 2026.

Pengumuman ini bukan sekadar janji manis. Dalam sebuah presentasi resmi yang disampaikan oleh CEO Xpeng, He Xiaopeng, perusahaan memamerkan prototipe mobil terbang yang diberi nama Land Aircraft Carrier, dan robot humanoid dengan kemampuan AI tinggi yang dikembangkan secara internal oleh unit riset Xpeng Robotics.

Baca juga NVIDIA Bangun Superkomputer AI Pertama di AS: Investasi Rp8.000 Triliun untuk Masa Depan Teknologi

Land Aircraft Carrier: Mobil atau Pesawat? Jawabannya: Keduanya

Land Aircraft Carrier adalah kendaraan revolusioner yang secara fisik terlihat seperti perpaduan antara mobil SUV futuristik dan drone raksasa. Kendaraan ini dirancang untuk menempuh perjalanan darat seperti mobil biasa, namun memiliki empat baling-baling vertikal yang dapat membawa kendaraan ini terbang secara vertikal (VTOL).

Xpeng telah membuka 4.000 pre-order untuk kendaraan terbang ini di Tiongkok, bahkan sebelum dimulainya produksi massal. Hal ini mencerminkan besarnya antusiasme publik terhadap solusi mobilitas vertikal yang digadang-gadang dapat mengurangi kemacetan dan mempercepat perjalanan antarkota.

Perusahaan menjanjikan bahwa Land Aircraft Carrier dapat terbang sejauh 100 km dalam satu kali pengisian daya, dengan sistem navigasi otomatis berbasis AI dan sensor LIDAR 360 derajat untuk menghindari rintangan saat di udara.

Baca juga OpenAI Cetak Sejarah: Gaet Dana Rp640 Triliun, Valuasi Tembus Rp4.800 Triliun

Robot Humanoid: Asisten Cerdas Berjalan di Dunia Nyata

Tak hanya menguasai udara, Xpeng juga siap menaklukkan dunia darat dengan peluncuran robot humanoid generasi pertamanya. Robot ini dirancang dengan tinggi sekitar 170 cm, mampu berjalan, membawa objek, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar menggunakan sistem AI yang dikembangkan sendiri oleh tim internal Xpeng Robotics.

Robot ini akan menyasar berbagai sektor: dari asisten rumah tangga, pendamping lansia, hingga operator gudang dan layanan publik. Menariknya, robot humanoid Xpeng akan ditenagai oleh chip AI generasi baru bernama Turing, yang memiliki tiga kali lipat kekuatan komputasi dibandingkan chip AI standar saat ini.

Chip Turing dirancang untuk pemrosesan real-time dari sensor visual, suara, dan data lingkungan, memungkinkan robot untuk beroperasi secara mandiri dalam lingkungan yang dinamis.

Baca juga Era Baru Robotika: Humanoid Ikut Setengah Maraton Bersama Manusia di Beijing

AI sebagai Tulang Punggung: Pengenalan Chip Turing

Dalam pernyataan yang sama, Xpeng juga memperkenalkan chip AI Turing, prosesor revolusioner buatan mereka sendiri yang akan menjadi otak dari berbagai produk AI masa depan perusahaan — termasuk mobil otonom, robot humanoid, hingga sistem navigasi udara.

Chip ini akan debut secara komersial pada kuartal kedua tahun 2025, dan telah dirancang khusus untuk tugas-tugas berbasis machine learning dan pemrosesan multi-modal seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, dan pembelajaran berbasis pengalaman.

Baca juga 🧠 Apa Itu Resesi? Apakah Kita Harus Panik?

Menyaingi Tesla dan Boston Dynamics?

Dengan langkah besar ini, Xpeng secara terbuka menantang para raksasa teknologi seperti Tesla (dengan proyek Optimus) dan Boston Dynamics. Namun, berbeda dari pesaingnya, Xpeng mengusung pendekatan integratif antara mobilitas udara, kecerdasan buatan, dan robotika humanoid dalam satu ekosistem produk.

CEO He Xiaopeng menyatakan:

“Kami tidak sedang membangun masa depan yang terpisah-pisah. Kami membangun masa depan yang saling terhubung—di mana manusia, robot, dan kendaraan bisa saling bekerja sama dan bergerak dalam keselarasan.”

Baca juga Rahasia di Balik Kemampuan AI Ngobrol Seperti Manusia

Tanggapan Pasar dan Dunia

Pasar menyambut pengumuman ini dengan antusias. Saham Xpeng melonjak 7% di bursa Hong Kong pada hari pengumuman. Investor melihat langkah ini sebagai bukti keberanian dan visi jangka panjang perusahaan untuk berada di garis depan revolusi teknologi.

Pakar teknologi dari MIT, Prof. Lin Chen, menyatakan bahwa apa yang dilakukan Xpeng adalah “penggabungan antara science fiction dan engineering nyata,” serta “momen penting dalam sejarah pengembangan robotika sipil.”

Baca juga China Revolusi Dunia Pendidikan: Kecerdasan Buatan Jadi Tulang Punggung Reformasi Nasional

Tantangan yang Tak Terhindarkan

Meski menjanjikan, rencana Xpeng tentu tidak bebas dari tantangan. Produksi massal kendaraan terbang masih memerlukan regulasi udara yang jelas, sistem lalu lintas udara perkotaan, dan infrastruktur pengisian daya vertikal. Demikian pula, robot humanoid masih menghadapi kendala biaya produksi tinggi, daya tahan baterai, dan kepercayaan pengguna.

Namun, Xpeng tampaknya siap menghadapi hal ini. Mereka sudah mulai menjalin kerjasama dengan otoritas penerbangan sipil di Tiongkok dan beberapa negara Asia untuk mengembangkan koridor udara khusus kendaraan VTOL.

Baca juga 5 Hal yang Kamu Gunakan Setiap Hari (Tapi Gak Sadar Itu AI)

Kesimpulan: Langkah Berani Menuju Masa Depan

Dengan mengumumkan produksi massal kendaraan terbang dan robot humanoid, Xpeng tidak hanya menantang batasan teknologi, tetapi juga mengubah persepsi tentang apa yang mungkin dilakukan oleh sebuah perusahaan otomotif. Mereka menjelma menjadi pionir futuristik yang menjembatani mobilitas, AI, dan interaksi manusia-mesin dalam satu ekosistem.

Tahun 2026 mungkin akan menjadi saksi dimulainya era baru: ketika manusia tidak hanya berkendara di jalan, tetapi juga di udara — dan ditemani oleh robot cerdas yang bisa berjalan di samping mereka.

Berita Lainnya