Kenapa Inflasi Bisa Bikin Harga Barang Naik? Ini Penjelasan Lengkapnya
Inflasi sering kali jadi penyebab utama harga barang meroket, tapi apa sebenarnya yang terjadi di balik fenomena ini? Artikel ini membahas secara mendalam bagaimana inflasi bekerja, faktor-faktor pemicunya, dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari
EDUKASIMAKRO EKONOMI


Inflasi, Sebuah Keniscayaan Ekonomi
Pernahkah kamu merasa harga barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak, atau bahkan jajanan favoritmu di warung tiba-tiba naik? Lalu saat menanyakan penyebabnya, jawaban yang paling sering terdengar adalah “karena inflasi.” Tapi, sebenarnya apa itu inflasi? Kenapa inflasi bisa bikin harga barang naik? Dan apakah selalu buruk?
Inflasi adalah fenomena ekonomi yang terjadi ketika tingkat harga umum barang dan jasa naik dalam suatu periode waktu tertentu. Singkatnya, daya beli uang menurun—artinya, uang Rp 10.000 yang dulu bisa beli banyak hal, kini mungkin hanya cukup untuk beberapa item saja.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh tentang inflasi, apa saja penyebabnya, bagaimana inflasi bisa mendorong kenaikan harga, serta apa dampaknya terhadap kehidupan masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.
Baca juga Apa Hubungan Makroekonomi dan Investasi Kamu?
Apa Itu Inflasi?
Inflasi adalah indikator ekonomi yang menunjukkan peningkatan rata-rata harga barang dan jasa di suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin memantau tingkat inflasi sebagai acuan dalam kebijakan moneter dan fiskal.
Inflasi diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK), yang merekam perubahan harga dari berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Bila IHK naik, artinya inflasi terjadi.
Baca juga Dampak Tarif AS terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Penyebab Inflasi
Inflasi tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor utama yang memicunya:
Demand Pull Inflation (Inflasi Tarikan Permintaan):
Terjadi ketika permintaan barang dan jasa meningkat melebihi kapasitas produksi. Misalnya, saat lebaran, permintaan daging dan bahan pokok meningkat drastis, mendorong harga naik.Cost Push Inflation (Inflasi Dorongan Biaya):
Terjadi ketika biaya produksi naik, sehingga produsen menaikkan harga untuk menutupi biaya tambahan. Contohnya kenaikan harga BBM, tarif listrik, atau bahan baku impor.Inflasi karena Ekspektasi:
Ketika masyarakat dan pelaku bisnis mengharapkan harga akan naik di masa depan, mereka cenderung menaikkan harga dari sekarang, yang justru mempercepat inflasi.Inflasi karena Kelebihan Uang Beredar:
Jika terlalu banyak uang beredar di masyarakat tanpa dibarengi dengan peningkatan produksi barang dan jasa, maka harga-harga akan terdorong naik.
Baca juga Bank-Bank Raksasa AS Siap Rilis Laporan Keuangan: Pertanda Awal Resesi Semakin Nyata?
Kenapa Inflasi Membuat Harga Barang Naik?
Konsep dasarnya cukup sederhana: ketika uang kehilangan sebagian nilainya, maka harga barang dan jasa akan menyesuaikan.
Contohnya, jika inflasi 5% per tahun, maka secara umum, harga barang-barang juga akan naik sekitar 5%. Ini artinya, kamu perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama seperti tahun sebelumnya.
Berikut ilustrasi sederhananya:
Tahun 2024: 1 liter minyak goreng = Rp 15.000
Inflasi tahunan = 5%
Tahun 2025: 1 liter minyak goreng ≈ Rp 15.750
Produsen dan penjual menyesuaikan harga jual untuk menutupi biaya produksi yang meningkat dan menjaga margin keuntungan.
Baca juga Outlook Ekonomi Indonesia April 2025: Peluang dan Tantangan di Tengah Dinamika Global
Siapa yang Paling Terdampak Inflasi?
Inflasi bisa berdampak pada semua orang, tapi beban paling besar biasanya dirasakan oleh kelompok berpendapatan tetap atau rendah. Karena penghasilan mereka tidak ikut naik secepat kenaikan harga, daya beli mereka otomatis menurun.
Contohnya:
Seorang buruh harian dengan penghasilan tetap Rp 100.000 per hari.
Jika harga kebutuhan pokok naik 10%, tapi penghasilannya tetap, maka ia akan kesulitan memenuhi kebutuhan seperti sebelumnya.
Sebaliknya, mereka yang memiliki aset seperti properti atau saham mungkin justru diuntungkan, karena nilai aset mereka bisa ikut naik.
Apa Dampak Inflasi terhadap Ekonomi?
Dampak Positif:
Mendorong Konsumsi dan Investasi:
Inflasi moderat mendorong masyarakat untuk belanja dan berinvestasi sebelum harga naik lebih tinggi.Mengurangi Beban Utang Pemerintah:
Jika inflasi naik, nilai riil utang berkurang, yang bisa menguntungkan negara dengan utang besar.
Baca juga Krisis Utang Global 2025: Negara Berkembang di Ujung Tanduk ?
Dampak Negatif:
Menurunnya Daya Beli:
Uang yang sama memiliki nilai lebih rendah. Ini bisa memukul ekonomi rumah tangga.Ketidakpastian Ekonomi:
Inflasi tinggi menyebabkan ketidakpastian, mengganggu perencanaan bisnis dan investasi.Peningkatan Kemiskinan:
Kelompok miskin paling terdampak karena kenaikan harga kebutuhan pokok.
Bagaimana Pemerintah Mengendalikan Inflasi?
1. Kebijakan Moneter oleh Bank Indonesia
Menaikkan suku bunga acuan (BI Rate):
Untuk mengurangi konsumsi dan menahan laju uang beredar.Operasi pasar terbuka:
Menjual surat utang negara untuk menarik likuiditas.
2. Kebijakan Fiskal oleh Pemerintah
Mengatur belanja negara:
Menunda proyek besar atau subsidi jika inflasi tinggi.Pajak dan subsidi:
Subsidi pada barang tertentu bisa menahan laju inflasi, seperti subsidi BBM atau pangan.
3. Intervensi Langsung ke Pasar
Operasi pasar murah
Stabilisasi harga bahan pokok melalui Bulog
Tips Menghadapi Inflasi di Kehidupan Sehari-hari
Buat Anggaran yang Lebih Ketat:
Fokus pada kebutuhan pokok dan kurangi pengeluaran yang tidak penting.Diversifikasi Sumber Pendapatan:
Coba tambahan penghasilan seperti freelance atau usaha sampingan.Investasi yang Tepat:
Aset seperti emas, saham, atau properti bisa jadi pelindung nilai terhadap inflasi.Pantau Harga dan Promosi:
Belanja cerdas dengan membandingkan harga dan memanfaatkan diskon atau promo.
Baca juga Berita tentang Makro Ekonomi Lainnya
Kesimpulan
Inflasi adalah bagian alami dari pertumbuhan ekonomi. Yang perlu dilakukan bukan menghindari inflasi, tapi memahami bagaimana cara kerja dan cara menghadapinya. Selama inflasi berada dalam batas wajar, ia justru bisa menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik, inflasi bisa berubah menjadi momok yang menggerogoti daya beli masyarakat. Maka penting bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk bekerja sama menjaga kestabilan ekonomi nasional.