Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Trump Tandatangani Perintah Eksekutif: AI Jadi Kurikulum Wajib di Sekolah AS
Pada 23 April 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mewajibkan integrasi pendidikan kecerdasan buatan (AI) dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah. Langkah ini menandai komitmen serius AS dalam mencetak generasi siap teknologi di era revolusi industri 5.0.
AITEKNOLOGIPENDIDIKAN
4/23/20253 min read


Langkah Berani Amerika Serikat
Washington D.C., 24 April 2025 — Dunia pendidikan Amerika Serikat memasuki babak baru setelah Presiden Donald Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif monumental pada Selasa (23 April 2025) yang mewajibkan integrasi pendidikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum sekolah-sekolah dasar dan menengah (K-12).
Langkah ini bukan hanya sinyal politik, tetapi juga strategi nasional dalam menjawab tantangan global: bagaimana menyiapkan anak-anak bangsa menghadapi dominasi teknologi AI di masa depan.
Baca juga DeepMind Luncurkan Genie 2: Masa Depan Pelatihan Robot Kini Dimulai
Isi Perintah Eksekutif
Perintah eksekutif ini menginstruksikan Departemen Pendidikan AS untuk:
Mengembangkan kurikulum nasional berbasis AI yang akan diimplementasikan mulai tahun ajaran 2026.
Memberikan pelatihan AI untuk guru-guru di seluruh negeri.
Menyediakan anggaran khusus untuk laboratorium teknologi, perangkat lunak pembelajaran AI, dan kegiatan ekstrakurikuler berbasis teknologi.
Mendorong kerja sama antara sekolah dan perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft, dan OpenAI.
Dalam pidatonya di Rose Garden, Trump mengatakan, “AI bukan masa depan, AI adalah masa kini. Anak-anak kita harus jadi pengendali teknologi, bukan korbannya.”
Baca juga Rahasia di Balik Kemampuan AI Ngobrol Seperti Manusia
Mengapa Pendidikan AI Menjadi Prioritas?
Langkah ini muncul di tengah lonjakan ketergantungan terhadap AI dalam berbagai bidang — mulai dari kesehatan, transportasi, keuangan, hingga keamanan nasional. Laporan dari Brookings Institution menunjukkan bahwa 65% pekerjaan yang akan muncul pada dekade berikutnya akan membutuhkan keterampilan literasi teknologi tingkat lanjut, termasuk pemahaman dasar AI dan pembelajaran mesin.
Amerika Serikat tidak ingin tertinggal dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, yang lebih dulu memasukkan pembelajaran AI ke sistem pendidikan mereka.
Baca juga China Revolusi Dunia Pendidikan: Kecerdasan Buatan Jadi Tulang Punggung Reformasi Nasional
Dampak Terhadap Dunia Pendidikan
Kurikulum baru ini akan mencakup:
Pengenalan AI sejak kelas 4 SD
Pemrograman dasar dan logika algoritma di tingkat SMP
Proyek AI mini berbasis komunitas untuk SMA
Penggunaan platform AI interaktif seperti chatbot edukatif, simulasi pembelajaran mesin, dan visualisasi data
Untuk menunjang itu semua, sekolah-sekolah akan mendapat dukungan infrastruktur digital yang ditingkatkan, termasuk internet cepat dan perangkat keras modern.
Baca juga 5 Hal yang Kamu Gunakan Setiap Hari (Tapi Gak Sadar Itu AI)
Tanggapan Beragam dari Publik
Kebijakan ini langsung mendapat sorotan dari berbagai kalangan:
🟢 Pendukung berpendapat bahwa kebijakan ini adalah langkah visioner. CEO Google, Sundar Pichai, menyebutnya sebagai “langkah penting menuju inklusivitas teknologi untuk semua.”
🔴 Pengkritik justru mengkhawatirkan kesiapan tenaga pendidik dan potensi komersialisasi pendidikan. Beberapa organisasi guru menyuarakan kekhawatiran akan “kurangnya pelatihan dan beban kurikulum yang berlebihan.”
Meskipun demikian, jajak pendapat oleh CNN Education menunjukkan bahwa 72% orang tua mendukung langkah ini, dengan alasan bahwa anak-anak mereka harus dipersiapkan untuk dunia yang berubah cepat.
Baca juga Super AI dan AGI: Apa Itu dan Seberapa Dekat Kita?
Dampak Jangka Panjang
Jika kebijakan ini berhasil diimplementasikan, AS akan menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan pendidikan AI secara sistematis dan wajib di seluruh jenjang sekolah dasar dan menengah.
Langkah ini diharapkan dapat:
Meningkatkan daya saing tenaga kerja AS di masa depan.
Meminimalisasi kesenjangan teknologi antarwilayah dan antarkelas sosial.
Menumbuhkan ekosistem inovasi teknologi domestik, sejak dari bangku sekolah.
Baca juga NVIDIA Bangun Superkomputer AI Pertama di AS: Investasi Rp8.000 Triliun untuk Masa Depan Teknologi
Trump dan Teknologi: Transformasi Kebijakan Pendidikan?
Trump yang dikenal lebih konservatif dalam banyak kebijakan sosial, kali ini menunjukkan wajah lain dalam hal teknologi. Beberapa analis menilai ini sebagai bagian dari strategi politik untuk menarik suara pemilih muda dan keluarga pekerja teknologi.
Tak hanya AI, ada rumor bahwa pemerintahannya juga tengah merancang kebijakan baru untuk memperluas pengajaran blockchain dan keamanan siber di sekolah menengah atas.
Baca juga Neural Network: Cara Kerja Otak Buatan yang Mengubah Dunia Digital
Kesimpulan
Langkah berani Presiden Trump dengan menandatangani perintah eksekutif untuk menjadikan AI sebagai bagian dari kurikulum nasional merupakan salah satu kebijakan paling progresif yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah AS dalam dekade terakhir.
Dengan memasukkan AI ke dalam pendidikan dasar, Amerika Serikat menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencetak generasi pengembang teknologi.
Di tengah dunia yang terus berubah dan didominasi oleh kecerdasan buatan, pertanyaannya bukan lagi "haruskah anak-anak kita belajar AI?", melainkan "apa yang terjadi jika mereka tidak belajar AI?"
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.